MALAIKAT YANG TERSESAT


MALAIKAT YANG TERSESAT

                                                                           ilustrasi gambar Relawan TBM Lentera Hati

Page I : Malaikat Yang Tersesat
.....................................................
  ~ Dia bukanlah karya Tuhan yang gagal. Dia adalah malaikat yang tersesat untuk kita jaga.~

Ya, dia Nampak seperti itu. Wajahnya begitu tenang dan manis. Alisnya yang tebal, hidungnya yang mancung, lipatan mata yang dalam separuh wajahnya mirip dengannya. Bisiknya dalam hati. Tangannya masih digenggam erat. Namun perlahan ia loloskan jemari manis yang merengkuhnya. Ia sempatkan mengecup keningnya dan perlahan melangkah keluar. Meninggalkannya bersama mimpi. “Dia sudah tidur?” Suara Arya mengejutkannya. “Jangan berisik, Kau akan membangunkannya.”
“Ya, akan sangat merepotkan kalau dia bangun lagi.” Ana berbalik dan memandang Arya. “Tidak bisakah kau bersikap lembut?”
“Pada siapa? Padamu?”
“Pada puteramu.” Arya berpaling setelah sesaat memandang Ana lalu menghilang ditelan pintu kamar yang kemuadian dikunci.
Ana duduk di sofa dan merebahkan diri. Terdengar suara pintu yang kembali dibuka. Arya keluar dan nampak marah. “Sudah kubilang dia bukan puteraku! Dan kau tahu itu!”
“Itu kenyataan yang tak bisa kau bantah.”
“Sampai kapanpun aku tidak akan pernah menerima sampah sepertinya sebagai puteraku.”
“Apa? Apa maksudmu? Ayah macam apa kau ini?!” Bentakan Ana membuatnya terdiam sejenak. Terpaku pada mata yang menatapnya. Mata yang dulu membuatnya betah berlama-lama memandanginya. “Dia bukan sampah. Dia malaikat yang harus kita jaga.”
“Berhenti sok peduli padanya. Dia bahkan bukan puteramu.”
“Ya tapi dia puteramu. Dan ya, sayang sekali dia tak terlahir saja dari rahimku. Dan lebih disayangkan lagi dia memiliki ayah sepertimu.” Ana pergi meninggalkan Arya. Sedag sepasang mata terjaga memperhatikan mereka dari balik pintu. Sepasang mata lugu yang sedang diperdebatkan.
Embun masih enggan sungkur. Namun suara riuh sudah terdengar dari dapur. Nampak Ana sedang meraut halus ubi ungu, juga telur, santan, nanas, madu dan segala tetek bengek untuk sarapan Jimy.”Jimy! bangun sayaang! Lihat apa yang kubuatkan untukmu!” Lama tak terdengar sahutan sama sekali meski beberapa kali ia mengulang dan memanggil namanya. Rasa penasaran memaksanya berjalan menuju kamar Jimy dan mendapati tempat tidur yang kosong. Ia mencoba mencari ke kamar mandi yang juga ternyata kosong. Nama Jimy menggema di penjuru rumah.
Kakinya tiba di depan kamar Arya. Suara ketukan keras pintu yang berkali-kali membangunkannya dari tidur. “Ada apa?”
“Apa Jimy tidur bersama mu?”
“Mana mungkin kubiarkan dia masuk ke kamarku?”
“Lalu di mana dia?” Sesekali Ana menyibak rambut hitam lurusnya yang tergerai. “Mungkin keluar.”
“Apa?!” Teriakan Ana benar-benar mengejutkan Arya. “Kau tahu betapa berbahayanya di luar sana? Bagaimana bisa kau membuatku makin panik disaat seperti ini.” Dia berpaling. Melepaskan celemek yang melekat di tubuhnya dan pergi menembus kabut pagi yang masih menggantung di udara.
Jimy, Jimy. Hanya nama itu yang terus ia panggil. Mencegat tiap orang yang melintas dengan menanyakan seorang remaja sekitar tujuh belas tahun, tinggi, bermata agak sipit, dan ...........

Bersambung dulu ya.......... nanti di sambung lagi !!! NEXT

Karya : Sapitri Indah

Mohon maaf bila ada salah kata dalam penulisan kami ......

Untuk melihat kegiatan kegiatan TBM LENTERA HATI  lihat saja  DI SINI ya ..........

Untuk melihat puisi - puisi lainnya silahkan klik DI SINI

Untuk membaca cerita atau cerpen silahkan klik DI SINI

Untuk download Software,Game,atau Video tingggal klik DI SINI

Bagi yang suka baca berita seputar Indramayu silahkan klik DI SINI

Yang suka diving ke pulau biawak silahkan lihat DI SINI




Terima Kasih sudah mengunjngi Blog kami TBM LENTERA HATI
kami tunggu saran dan kritiknya ya !! ...

Post a Comment

Previous Post Next Post

Contact Form