ILMU JAWA KUNO (Jalan untuk Bertemu Guru Sejati)

cerita sore ini
Oleh:Mas joko
guru terbaik adalah pengalaman hidup , tanah jawa sejak jaman dahulu sudah di penuhi oleh karya sastra maha indah yang berisi petuah petuah hidup yang tetap relevan jika di terapkan di jaman apapun bahkan untuk jaman semodern ini .
untuk mencapai sesuatu yang yang kita inginkan tentunya kita harus perjuangkan apapun resikonya jika memang itu menghalanginya ya harus di singkirkan..harus..!!
...................................................................................................................................................................................................................
ILMU JAWA KUNO (Jalan untuk Bertemu Guru Sejati)
Raden Werkodhara diperintah gurunya, Danghyang Drona, untuk mencari Banyu Mahapawitra, yaitu air suci sumber kehidupan alam semesta. Ia bertemu sepasang ular di Sumur Si Dorangga. Banyu Mahapawitra sesungguhnya lambang Kebahagiaan Sejati. Sumur Si Dorangga adalah lambang nadi utama dalam diri manusia: Susumna. Sementara sepasang ular adalah simbol dua nadi yang mengapit Susumna: Ida dan Pinggala. Banyu Mahapawitra tak ditemukan di sana, namun ia berhasil melukat dua ular tersebut sehingga kembali ke wujud asalnya.
Raden Werkodhara diperintah lagi menuju tanah lapang yang wingit bernama Tegal Si Andhadawa. Ia bertemu Raksasa Sang Indrabahu yang menjaganya. Tegal Si Andhadawa adalah lambang ego manusia yang begitu tinggi, sementara sang raksasa adalah lambang ahangkara atau nafsu manusia. Banyu Mahapawitra pun tak ditemukan di sana, namun sang raksasa berhasil dilukat olehnya.
Terakhir, Raden Werkodhara diperintah untuk terjun ke samudra Lawaṇa Udadhi tanpa bekal apa pun. Ia pun memasuki samudra liar yang penuh gejolak. Matilah Raden Werkodhara. Namun, di dalam kematiannya, Sanghyang Acintya yang tak terkatakan, Dia yang menjadi tiang kehidupan alam semesta, terbit di dalam dirinya. Dialah Sang Guru Sejati. Dialah Sanghyang Nawaruci. Dan dengan kemunculan Sanghyang Nawaruci, bangkitlah Raden Werkodhara dari kematian. Lawaṇa Udadhi sesungguhnya lambang Kesadaran Ilahi. Jika seseorang mampu mencapai ke sana dan melebur egonya hingga mati, maka Sanghyang Nawaruci, Sang Guru Sejati, bakal dijumpainya. Ia akan bangkit dari kematian ego dengan kesadaran baru, lahir kembali menjadi manusia paripurna.
Kitab ini merupakan mahakarya Mpu Siwamurti pada zaman Majapahit, sebuah pedoman bagi manusia Jawa Kuno untuk mencari Sang Guru Sejati, Tuhan, di dalam diri. Kitab ini mengajarkan pada kita bahwa segala sesuatu berada di dalam diri manusia. Pada masa Jawa Baru, kitab kuno ini lantas diadaptasi menjadi Serat Dewa Ruci oleh Kanjeng Yasadipura II, kakek Kanjeng Ranggawarsita. Kitab warisan leluhur Nusantara yang amat penting ini kami suguhkan dalam teks asli, terjemahan bahasa Indonesia, dan uraian atas lambang-lambang yang terkandung di dalamnya.
.
Penerjemah dan Pengulas: Damar Shashangka
sumber :Javanica
#LenteraHati_2017 


Mohon maaf bila ada salah kata atau ucapan dalam penulisan kami ......

Untuk melihat kegiatan kegiatan TBM LENTERA HATI  lihat saja  DI SINI ya ..........
Untuk melihat puisi - puisi lainnya silahkan klik DI SINI
Untuk membaca cerita atau cerpen silahkan klik DI SINI
Untuk download Software,Game,atau Video tingggal klik DI SINI
Bagi yang suka baca berita seputar Indramayu silahkan klik DI SINI
Untuk yang suka membaca Novel DI SINI

Terima Kasih sudah mengunjngi Blog kami TBM LENTERA HATI
Kami tunggu Kritik dan Sarannya  !!!
**
Untuk teman teman yang mempunyai cerpen, puisi, novel, dan lainnya juka ingin di publish di sini silahkan kirim file nya ke email : tbm.lenterahati@gmail.com

Post a Comment

Previous Post Next Post

Contact Form