MATA YANG DIKUTUK
Ilustrasi Gambar : Relawan TBM Lentera Hati
Page I : Mata Yang DiKutuk
Aku lega jika kau
bersedia dengan tabahmu. Tangan mu terlepas, aku gugup dengan apa yang harus
kuhadapi nanti. Matikah? Atau kembali padamu dengan sepasang mata yang baru.
Entahlah, yang jelas, kini kurasakan kantuk luar biasa setelah tusukan jarum
menembus kulitku.
***
Aku terbaring berhari-hari disini. Tetap
dalam gulitaku. Dan tak kurasakan lagi tanganmu yang selalu menggemgamku atau
aromamu yang khas. Aku begitu merinduka keduanya. Dan ditengah kerinduan itu,
kudengar langkah kaki beberapa orang yang melangkah masuk ke kamarku.
“Hari
ini kita akan lepaskan perbanmu.”
Jantungku berdegub. Apa yang akan
terjadi nanti. Lalu apa atau wajah siapa yang akan pertama kali kulihat dengan
mata baruku ini.
“Perlahan,
buka matamu perlahan.”
Samar-samar, buram, semacam itulah
yang kulihat. Lalu wajah seseorang dengan kaca mata itu menjadi wajah pertama
yang kulihat. Lalu dimana wajah itu? Wajah yang kurindukan.
***
Aku berlari, melesat secepatku bisa
hingga gagang pintu itu kuraih.
“Sumi…
Sumi..”
Kupanggil nama itu tapi tak kunjung
kudengar suara lembutnya. Sampai aku terheran dengan kemeja pria yang
tersangkut di ruang tamu. Aroma asing, jelas itu bukan aromaku. Siapa yang ada
disini, dimana sumi.
Aku menjelajah keseluruh tempat. Tak
sabar ingin kukejutkan sumi dengan mata baruku. Sampai kudengar suara cekikikan
dalam sebuah ruangan di sudut sana. Kamarku dan kamu. Celah pintu itu
menjawabnya. Kau dengan seseorang, saling mengecup mesra di peraduan kita.
Tenggelam dalam selimut hngat yang biasa kita pakai.
Tak kurasakan apapun lagi. Aroma
maupun suara. Tubuhku mati rasa. Hanya sepasang mata ini yang enggan berpalingb
melihat kenikmatan menjijikan sepasang insane hina.
Mata ini bukan anugerah, tapi
kutukan. Untuk pertama dan terakhir, kuharap aku buta. Lebih baik untukku jika
tetap hidup dalam gulita. Membayangkan si kecil ali, maupun dahan yang
menari-nari, tenggelam dalam duniaku yang gelap bersama secangkir kopi dan
memandang mu yang terus riang.
Indramayu, 28
Desember 2011
Karya : Sapitri Indah
Mohon maaf bila ada salah kata atau ucapan dalam penulisan kami ......
Untuk melihat puisi - puisi lainnya silahkan klik DI SINI
Untuk membaca cerita atau cerpen silahkan klik DI SINI
Untuk download Software,Game,atau Video tingggal klik DI SINI
Bagi yang suka baca berita seputar Indramayu silahkan klik DI SINI
Untuk yang suka membaca Novel DI SINI
Terima Kasih sudah mengunjngi Blog kami TBM LENTERA HATI
Kami tunggu Kritik dan Sarannya !!!
**
Untuk teman teman yang mempunyai cerpen, puisi, novel, dan lainnya juka ingin di publish di sini silahkan kirim file nya ke email : tbm.lenterahati@gmail.com