RELENTLESS LOVE (BAB 11 PART 2: TERBONGKARNYA SKENARIO PRASS)


By Iin Indrayani


       "Prass, aku dan Nova harus pulang karna matahari sudah hampir tenggelam, sekali lagi selamat atas pernikahan kalian ", ujar Hendrik saat menemui Prass dan Ferly diruang tamu.

        Prass memeluk sahabat baiknya sembari mengucapkan terima kasih kepada mereka serta mengundang mereka untuk makan malam disebuah restaurant yang sudah di charter olehnya.

       "Jangan lupa untuk datang Ndrik, karna nanti malam Uncle Matth dan Aunt Alice juga ingin berpamitan kepada kalian, mereka akan kembali ke London besok pagi"

        Hendrik mengangguk dan mengucapkan sampai jumpa kepada mereka, keduanya lalu pergi meninggalkan Prass dan Ferly.

        "Sekarang hanya ada kita berdua Sayang" gumam Prass sambil menatap kepergian mereka.

        Ferly mulai gugup dan meninggalkan Prass untuk mengambil segelas air dingin di lemari es, sementara Prass nampak menikmati ekspresi polos istrinya itu.

        "Aku suka menggodamu Fer, semakin kau gugup kau semakin terlihat cantik sekali ". celetuknya sambil melangkah mendekatinya.

         Ferly memalingkan wajahnya dari Prass dan sok sibuk dengan gelas ditangannya, Prasspun meninggalkan dia dan berjalan kekamar mereka. Dia memperhatikan kamar itu dari tengah pintu, dan Incident beberapa jam yang lalu teringat kembali dalam pikirannya. Iapun tertawa dan memutuskan untuk kembali menggoda Ferly. Ferly yang sedikit santai mulai tegang kembali saat melihat Prass berjalan kearahnya.

        "Apa kau lelah sayang?"

Ferly menggoyangkan kepalanya dengan cepat.

        "Pasti kau capek sekali kan, kalau begitu beristirahatlah dikamar"

Prass menarik tangannya namun Ferly melepasnya begitu saja.

        “Aku tidak mau ke kamar. Aku … “. Dia berusaha menyembunyikan ketegangannya dari Prass.

        "Oh, aku tahu apa yang kau mau Fer, ada kalanya kau memang tidak bisa dihadapi dengan kelembutan"

        "Apa maksudnya?" Tanya Ferly dengan wajah sedikit ditekuk.

        Prass tersenyum lebar sekali kepadanya hingga bola matanya yang agak kecil nampak tak terlihat oleh Ferly. Kemudian dia menggendong paksa Ferly di atas bahunya yang kekar. Ferly berteriak dan memberontak untuk turun, namun Prass tak menghiraukannya lalu membawanya kembali ke kamar.

        Prass menjatuhkan Ferly keatas ranjang. Ferly mengerutkan alis matanya dengan sorotan mata yang sangat tajam, "Apa yang Mas lakukan padaku?"

        "Kau istriku, dan aku suamimu, aku ingin berdua denganmu apa aku salah?" Jawabnya dengan ekspresi sangat manja kemudian dia merebahkan tubuhnya ke pangkuan Ferly. Ferly terkejut, namun dia tidak bisa melawan karna badan Prass yang begitu kekar.

          "Maafkan aku Fer, mungkin aku terlihat seperti anak kecil. Aku merasakan kehadiran Mamah setiap aku masuk kerumah ini, bahkan di kamar ini dulu Mamah selalu menemaniku saat aku tidur, aku rindu sekali dengannya, dan kehadiranmu adalah penawar rasa rinduku terhadap beliau", ujarnya dengan kesedihan yang mulai tersirat dibalik wajah tampannya.

         Rasa canggung dalam diri Ferly langsung hilang saat dia melihat wajah Prass se-mellow itu, tangan kanannya yang sedari tadi menyentuh ranjang sedikit demi sedikit mulai bergerak dan mengusap rambut Prass yang hitam pekat. Prass langsung menoleh dan Ferly tersenyum kepadanya.

       "Aku sangat mencintaimu Fer, lebih dari aku mencintai diriku sendiri" gumamnya sembari mencium telapak tangan Ferly.

        Mereka menghabiskan waktu disore itu sambil bercanda mesra, bahkan Prasspun tak canggung lagi menceritakan tempat tempat pavorit yang sering ia kunjungi di London.

        "Aku ingin melihat Ferris Wheel yang terkenal sekali disana .. " Kata Ferly.

        "Kita akan kesana untuk mengurus perpindahanku, aku juga harus mengambil banyak dokumen penting dirumah paman Matth, nanti aku akan mengajakmu mengelilingi London Bridge dan darisana kau dapat melihat Ferris Wheel yang berada di atas sungai Thames.. aku juga akan mengajakmu ke St James Park, taman yang sangat indah dan pasti memikat hati perempuan sepertimu" tuturnya dengan sangat lembut.

        Ferly semakin terkesima dengan penuturan suaminya yang begitu lugas, dia kembali menanyakan banyak hal tentang London kepada Prass sambil terus mengelus rambutnya.

       "Apa Mas juga suka menghabiskan waktu di taman itu.. ?"

       "Tidak, aku tidak terlalu suka dengan keramaian.. aku lebih menyukai sebuah taman yang masih menyajikan nuansa alam liar didalamnya, aku selalu menghabiskan waktuku untuk berkunjung ke Richmond Park saat aku libur kuliah dulu, Paman Matthew yang mengenalkan aku pada taman itu saat usiaku masih belasan tahun ".
Jelasnya lagi.

       " Fer... ".  Gumam Prass.

        "Ya... ".

       "Apa kau sudah siap?"

        "Maksudnya?"

        "Nanti malam Fer,"

        "Oh tentu saja aku siap" jawab Ferly dengan sangat meyakinkan, Prass langsung bangun dan duduk disampingnya dengan bersemangat.

        "Kau yakin kau siap?"

        "Ya, bukankah kita akan makan malam dengan Paman Matth, Bibi Alice, Hendrik dan Nova juga, tentu saja aku siap untuk hadir ditengah tengah kalian"

        Prass terlihat kesal mendengar jawaban Ferly, dia membantah ucapan Ferly dengan bibir setengah manyun.

        "Bukan Fer... ".

        "Lantas ... ? " tanya Ferly tak mengerti.

        "Kau polos sekali Fer.. ".  Lelaki tampan itu terlihat ngambek dan keluar ke teras kamarnya. Dia terlihat menghirup udara senja dengan sangat santai, sementara Ferly masih kebingungan dengan sikapnya.

        "Apa yang salah denganku .. ?" Ucapnya pada dirinya sendiri.

        Kemudian Ferly keluar menyusul Prass dan berdiri di sampingnya. Ia menatap suaminya yang masih fokus menikmati sunset sambil merentangkan kedua tangannya ke dinding pembatas teras. Ferly dengan lembut meminta maaf kepadanya, Prass menatap Ferly hingga ia tertawa kecil dan memeluk istrinya dengan sangat erat. Kemudian mereka memutuskan untuk berkunjung kerumah sakit sebelum pergi untuk makan malam di restaurant.
***

        Bu Hesty nampak begitu senang dengan kehadiran anak dan menantu barunya, airmatapun pecah dari sudut kelopaknya yang masih pucat, beliau mencium Ferly yang saat itu terlihat sangat cantik dengan dress diatas lutut dengan rompi tipis yang menutupi bagian pundaknya.

       "Kau cantik sekali sayang"

        Ferly mencium tangan ibunya dengan sangat haru. Bu Hesty memberikan restu kepada mereka dengan mengelus kepala Prass dan Ferly satu persatu. Airmatanya semakin tumpah mengingat putri sulungnya kini sudah menjadi seorang istri.

        "Do'a ibu akan selalu menyertai rumah tangga kalian, berjanjilah pada ibu bahwa kalian akan selalu rukun dan damai" Prass dan Ferly mengangguk bersamaan.

        Tiba tiba dokter yang menangani beliaupun datang dan memberitahu mereka bahwa Bu Hesty sudah bisa dirawat dirumah dalam waktu dekat, Ferly dan Prass meminta agar beliau tinggal bersama mereka dan juga Digta, namun Bu Hesty menolak permintaannya dengan alasan beliau tidak mau mengosongkan rumah peninggalan Pak Ridwan. Merekapun langsung pamit kepada beliau untuk makan malam yang sudah dijanjikan. Prass sempat mengajak Digta untuk ikut bersama mereka, namun Digta menolak karna ibunya tidak ada yang menjaga.

       Mobil Prass meluncur kembali dari area parkir rumah sakit itu. Paman Matth, Bibi Alice , Hendrik dan Novapun sedang dalam perjalanan menuju kesana. Prass dan Ferly telah sampai duluan di restaurant yang sudah mereka charter. Sebuah royal table telah siap menanti kedatangan mereka dengan lilin lilin cantik dan sebuah vas bunga yang sangat memikat.

       "Ayo duduk sayang.. " Ajak Prass sembari memegang tangannya, Ferlypun duduk disamping Prass dan nampak terhipnotis oleh suasana disekitarnya.

       "Mewah sekali ", gumamnya. Prass hanya tersenyum melihatnya.

       Paman Matth beserta yang lainnya-pun datang dan langsung mengambil tempat duduk didekat mereka.

       "Ferly, you so beautifull tonight ", ucap Bibi Alice yang langsung memeluknya dengan senang.

        "Thank you Aunty.. "

        "Jelas saja kau cantik Fer, kalau tidak mana mungkin sahabatku terburu buru untuk segera menikahimu ", ketus Nova yang kemudian dibalas oleh teguran kecil dari Prass, hingga mereka tertawa bersama.

         Seorang pelayan datang dengan membawa buku menu makanan yang akan mereka pesan, Prass menunjuk beberapa makanan dan minuman lezat kemudian pelayan itupun pergi meninggalkan mereka. Sembari menunggu hidangan siap, merekapun mengobrol ramai ramai dari hal hal yang sangat serius hingga hal hal yang sangat lucu. Paman Matth dan Hendrik menceritakan masa masa kecil Prass yang suka berpetualang tanpa mengenal waktu pulang. Prass hanya pasrah menerima ledekan demi ledekan sambil sesekali memandang Ferly yang terus tersenyum kearahnya.

        Tiba tiba ekspresi mereka langsung berubah saat melihat Amanda membuka pintu restaurant bersama Hellen dan berjalan kearah mereka. Wajah Amanda begitu sumringah sedangkan Hellen terus menatap Prass dengan ketakutan diwajahnya. Prass menangkap kecurigaan dari kedatangan mereka, dia nampak memikirkan sesuatu dan mengajak Ferly untuk keluar.

       "Ada apa Prass, apa kehadiran kami mengganggumu, kau merayakan makan malam pernikahan kalian semewah ini hingga kau melupakan kedatanganku ". Ujar Amanda,

      Ferly terlihat kebingungan dengan situasi yang ada didepan matanya, sementara Paman Matth, Hendrik dan Nova menampakkan wajah tak suka terhadap Amanda.

       "Selera makanku jadi hilang, kami ingin makan malam ditempat lain saja, kau bisa ikut makan disini bersama mereka jika kau mau ", ketusnya sambil mengajak Ferly untuk keluar dari sana.

       Wajah Amanda memerah darah, dia mencestuskan sebuah kalimat yang menghentikan langkah Ferly secara spontan.

      "Bilang saja kau takut, Hellen akan membongkar skenario kalian untuk menjebak Dyno malam itu" teriak Amanda hingga menggema ke seluruh penjuru restaurant itu.

       Ferly menatap Prass dengan tanda tanya besar diwajahnya, sementara Prass masih menutup mulut dengan rasa bersalah yang nampak dimatanya.

       Ferly melepas genggaman tangan suaminya dan berjalan kearah Hellen. "Apa yang Amanda ucapkan barusan, apa kau menyembunyikan sesuatu dariku Hellen?"

       Hellen sangat gugup dan menatap kearah Prass yang melayangkan sebuah kode agar dia tutup mulut, sementara Amanda terus melempar tatapan yang sadis kearahnya, Hellen kebingungan dan menunduk cukup lama, Ferly semakin penasaran dengan kebenaran yang masih abu abu di depan matanya, dia terus mendekati Hellen dan menanyakan hal yang sama.

      "Tatap aku Hellen, apa semua yang aku lihat di malam itu adalah rekayasa darimu?"

Hellen mengangguk pelan dengan penyesalan di wajahnya.

      "Kenapa kau tega melakukan itu padaku Hellennnnnnn?!".  Ferly menghentakkan tubuh Hellen hingga dia terjatuh ke lantai.

      "Kau sudah membuat sebuah fitnah dan menciptakan kesalahfahaman antara aku dan Dyno, kau munafik Hellen.. hatimu jauh lebih rendah dari seekor binatang!"

      Hellen menangis dan memecahkan emosi yang sedari tadi Ia tahan, "PRASS YANG MENYURUHKU UNTUK MELAKUKANNYA, DIA JUGA INGIN MENGHANCURKAN HUBUNGANMU DAN DYNO UNTUK MEMBALAS SAKIT HATI IBUNYA TERHADAP BU MELINDA!"

       Seperti tersambar petir yang maha dahsyat. Itu yang dirasakan Ferly saat mendengar jawaban Hellen. Matanya terbelalak bulat tanpa berkedip sedikitpun, mulutnya-pun seakan terkunci rapat rapat. Hendrik, Nova, dan Paman Matth nampak terpukul dengan apa yang mereka lihat, hanya bibi Alice yang masih terlihat tenang karna memang ia tak mengerti bahasa Indonesia.

       Ferly mendekati Prass yang masih mematung di sana. Wajahnya mulai menunduk dengan segala kesiapan yang akan ia terima dari Ferly. Ferly menatapnya begitu serius dengan linangan airmata yang menganak sungai di pipinya, tangan kanan Ferly hendak menampar wajah Prass namun secepat kilat langsung ditangkap olehnya.

       "Tidak Ferly, aku tidak akan membiarkan telapak tanganmu membekas di pipiku karna sebuah tamparan, seperti telapak tangan Papah, Dyno dan Amanda yang akan selalu aku ingat"

       Ferly sangat geram dengannya, jeritannya pecah saat ia teringat kecelakaan yang merenggut nyawa Ayahnya.

      "Mana mungkin aku bisa menikah dengan orang yang menjadi penyebabkan dari kematian Ayahku sendiri?? kau pembunuhhhhhh!!!"

        Ferly melepas tangan Prass dan berlari meninggalkan tempat itu. Dia keluar dari area resto dan menghentikan sebuah taksi lalu masuk kedalamnya. Prass berusaha mengejar sambil memanggil manggil namanya namun sia sia, taksi itu meluncur begitu cepatnya.

To be continue..

( Bagi yang berminat untuk mengoleksi bukunya, bisa hubungi aku langsung ya ...
Facebook : Iin Indrayani, yang ada di Indonesia atau juga di Taiwan. untuk indo harga novel Rp.70.000 " 400 halaman ", untuk taiwan sekitar 400Nt / 450Nt. awal bulan depan sudah masuk proses cetak, Insha Allah. Terima kasih )

Untuk kembali membaca Klik  Bab 1 DENDAM MASA LALU
Untuk kembali membaca Klik  Bab 2 PERTEMUAN PRASS DAN FERLY
Untuk kembali membaca Klik  Bab 3 PERMAINAN DI MULAI
Untuk kembali membaca Klik  Bab 4 RINDU TERTUTUP GENGSI
Untuk kembali membaca Klik  Bab 5 PERTUNANGAN FERLY
Untuk kembali membaca Klik  Bab 6 RUMAH,PESTA,DAN PEMANDANGAN MENGERIKAN
Untuk kembali membaca Klik  Bab 7 RINDU TERTUTUP GENGSI
Untuk kembali membaca Klik  Bab 8 LAMARAN TAK TERDUGA
Untuk kembali membaca Klik  Bab 9 KONFLIK PREWEEDING
Untuk kembali membaca Klik  Bab 10 PERNIKAHAN PRASS
Untuk kembali membaca Klik  Bab 11 Part I TERBONGKARNYA SKENARIO PRASS 


Mohon maaf bila ada salah kata atau ucapan dalam penulisan kami ......

Untuk melihat kegiatan kegiatan TBM LENTERA HATI  lihat saja  DI SINI ya ..........
Untuk melihat puisi - puisi lainnya silahkan klik DI SINI
Untuk membaca cerita atau cerpen silahkan klik DI SINI
Untuk download Software,Game,atau Video tingggal klik DI SINI
Bagi yang suka baca berita seputar Indramayu silahkan klik DI SINI
Untuk yang suka membaca Novel DI SINI

Terima Kasih sudah mengunjngi Blog kami TBM LENTERA HATI
Kami tunggu Kritik dan Sarannya  !!!
**
Untuk teman teman yang mempunyai cerpen, puisi, novel, dan lainnya juka ingin di publish di sini silahkan kirim file nya ke email : tbm.lenterahati@gmail.com

Post a Comment

Previous Post Next Post

Contact Form