RELENTLESS LOVE (BAB 12 : QUITE HOLLIDAY IN UK)

By Iin Indrayani

12. QUITE HOLLIDAY IN UK


             Taksi yang membawa Ferly berhenti disebuah jalan yang sangat gelap, Ferly langsung turun dan berlari menyusuri jalan setapak demi setapak sampai akhirnya berhenti tepat di depan makam Ayahnya yang masih merah. Ferly menumpahkan tangisnya sembari berlutut disamping batu nissan ayahnya dengan suara parau. Ia menyesali kejadian demi kejadian yang telah membuat jantung ayahnya kambuh hingga beliau sampai pada nafas terakhirnya.

           "Ayaah... bagaimana bisa aku menikah dengan orang yang sudah membuat Ayah meninggal dan Ibu terluka parah, bagaimana mungkin aku tidak melihat kebenaran dari semua ini ".

           Ia menangis tersedu sedu sambil memeluk erat batu nissan itu, tiba tiba seseorang memegang pundaknya hingga ia terperanjat dan menoleh kearahnya. Lelaki itu tersenyum kepadanya dengan sorotan kerinduan yang selama ini ia pendam.

          "Dyno ... ?"

          Dyno membantunya untuk berdiri dan merapihkan bajunya yang kotor. Keempat mata itu saling memandang satu sama lain selama beberapa menit. Tangan Dyno mengusap airmata diwajah Ferly membuatnya kembali menangis tersedu sedu.

          "Maafkan aku Dyno aku telah salah menilaimu, aku bodoh tidak dapat melihat kejujuran dimatamu dan aku menyesal telah bersikap kasar padamu ".

          "Aku sudah memperingatkanmu siapa kakak tiriku yang sebenarnya tapi kau tidak percaya padaku, sekarang semuanya sudah terjadi dan kau sudah menjadi istrinya tetapi aku lega saat ini Fer, karna kau sudah tahu bahwa aku tidak pernah melakukan hubungan terlarang itu dengan Hellen.. “.

         Ferly menatapnya dengan penuh rasa sesal, kemudian Dyno mengajak Ferly untuk meninggalkan area pemakaman. Ferly berlalu darisana sembari terus menatap makam ayahnya, sampai akhirnya mereka masuk kedalam mobil. Prass melihat mereka dari kejauhan. Dia menyusul taksi yang membawa Ferly ke tempat itu namun lebih dulu tersalip oleh Dyno. Prass menunduk sambil memegang erat kepalanya. Ia sangat menyesali kejadian di resto barusan, dia masuk kembali kedalam mobil mewahnya dan langsung mengikuti mobil Dyno dari belakang.

**

            Sementara di restaurant , Amanda begitu puas dengan keberhasilan rencana yang ia susun, Paman Matth dan Bibi Alice melempar kebencian kearahnya dan langsung meninggalkan tempat itu tanpa sepatah katapun, sedangkan Hendrik dan Nova mendekati Amanda dengan senyum sinis yang tak kalah lebar darinya.

           "Kenapa kau tersenyum padaku?". Sentak Amanda.

           "Bukankah kau sudah puas membuat Ferly begitu membenci Prass , akupun sangat puas melihatmu seperti ini ". Jawab Hendrik.

           "Apa maksudmu?”.

           "Apa kau pikir dengan kau melakukan semua ini Prass akan simpatik padamu? tidak Amanda, justru aku sangat yakin saat ini dia pasti sangat membencimu dan dia tidak akan  sudi untuk berteman denganmu lagi, untuk itu aku ucapkan selamat atas bumerang yang baru saja kau luncurkan dan mengenai dirimu sendiri ". ujarnya kemudian merekapun pergi meninggalkan Amanda yang terlihat begitu marah dengan penuh kekhawatiran atas ucapan Hendrik barusan.

           "Tidak, Prass akan kembali dekat denganku.. aku akan pastikan semua itu ". gumamnya.

           Sementara Hellen nampak menyesali apa yang sudah dia lakukan. Dia memikirkan tentang Prass yang pasti akan marah besar kepadanya suatu saat nanti. Namun dia juga tidak mau kalau sampai Amanda memberitahu orangtuanya tentang kebiasaan buruk yang sudah menjamur dalam dirinya.

***


          "Darimana kau tahu aku pergi ke makam Ayah?" Tanya Ferly

          "Aku mengikutimu sejak kau masih di restaurant itu, aku melihat semua yang terjadi disana dari kejauhan, sekarang kau mau kemana .. jangan bilang kau akan tetap pulang kerumah Prass setelah apa yang sudah dia lakukan kepada kita ",
Jawab Dyno.

          "Antar aku kerumah sakit saja, aku ingin menemani Ibu malam ini ".

          Dyno mengangguk. Merekapun langsung menuju kerumah sakit, Prass masih mengikuti mereka dari kejauhan, dia turun dari mobilnya saat Dyno dan Ferly telah sampai di area parkir rumah sakit, Ferly mengucapkan terima kasih kepadanya dan menyuruhnya untuk pulang, Dyno menawarkan dirinya untuk menemani Ferly malam itu namun Ferly menolaknya dengan sangat halus.

          "Tidak Dyn, semua orang sudah tahu bahwa aku adalah istri dari kakakmu dan aku tidak ingin ada fitnah baru didalam hidupku , terima kasih atas kebaikanmu padaku ".

          Dyno tersenyum lalu meluncur kembali dengan mobilnya. Saat melihat Dyno sudah pergi Prass langsung mengikuti Ferly dari belakang.

          "Aku tidak mungkin memberitahu Ibu dan Digta tentang semua kebenaran ini, nasi sudah menjadi bubur .. aku akan simpan semua ini sendiri didalam hati dan otakku ".

          Ferly menyusuri koridor demi koridor rumah sakit dengan tatapan yang kosong. Dia masuk kedalam kamar Ibunya dimana Bu Hesty sedang tertidur karna pengaruh obat yang diberikan dokter, sementara Digta sedang keluar untuk menyelesaikan tugas tugas kuliahnya besok pagi. Ferly duduk disamping ranjang sambil menyandarkan kepalanya ditelapak tangan Bu Hesty. Bu Hesty membuka matanya dan terkejut mendapati Ferly sudah berada disampingnya.

        "Kenapa kau kesini lagi Fer? Apa makan malamnya sudah selesai?". Ferly mengangguk pelan sambil menyeka airmatanya.

        "Ada apa sayang kenapa kau menangis, Ibu yakin kau sedang menyembunyikan sesuatu dari Ibu ".

        "Tidak ada apa apa Bu, Ferly hanya rindu dengan Ibu.. Ferly tidak menyangka saat ini Ferly sudah menjadi seorang istri dan Ferly tidak bisa seleluasa hati Ferly untuk merawat Ibu " Jawabnya lirih.

         Prass langsung masuk kedalam kamar itu, Bu Hesty tersenyum sangat manis kepadanya sementara Ferly bersikap sangat dingin sekali.

        "Pulanglah Nak, ini adalah malam pernikahan kalian. Jangan ada airmata kesedihan yang kau keluarkan, istimewakan suamimu melebihi kau mengistimewakan Ibu dan Ayahmu ",

Ferly mengangguk, lalu merekapun berpamitan untuk pulang.

            Ferly berjalan sangat cepat tanpa menghiraukan Prass yang berada dibelakangnya, dia masuk kedalam mobil tanpa sepatah katapun yang keluar dari mulutnya, Prass sangat memahami akan Ferly yang begitu marah terhadapnya. Dia hanya bisa menarik nafas panjang kemudian kembali menyetir mobilnya untuk pulang. Mobil mewah itu begitu cepat menggergaji jalanan kota dengan kebisuan diantara keduanya. Pohon pohonpun hanya bisa bergoyang gemulai menyaksikan pengantin baru yang memiliki kisah sangat ironis.

            " Fer.... ".

            Prass mencoba memanggil istrinya sambil menarik tangan Ferly saat mereka hendak masuk kedalam rumah. Namun Ferly langsung melepaskan tangan suaminya dengan sangat kasar.

           "Aku kembali kerumah ini karna janji yang sudah aku ucapkan, aku tidak akan memberitahu Ibu dan adikkku tentang semua kebenaran ini  tapi jangan harap mas akan mendapatkan simpatik dariku",

           Dia meninggalkan Prass yang berdiri didepan pintu. Kemudian masuk kedalam kamar mereka dan menguncinya dari dalam. Prass tidak mampu berbuat banyak untuk mengambil hati istrinya yang sudah terbakar oleh api kebohongan. Sementara Ferly nampak terduduk dibelakang pintu sambil kembali menumpahkan kesedihannya. Mereka berdua terlelap di malam pengantin dalam dua ruangan yang berbeda.

         Keesokan harinya Prass terbangun lebih dulu dari Ferly, dia menatap pintu kamarnya yang masih terkunci.

        "Ferly pasti sangat kelelahan".

         Prass lalu keluar rumah untuk berolahraga. Dia melakukan gerakan push up diatas hijaunya rerumputan dengan menggunakan kaos pendek yang cukup ketat sehingga otot otot lengannya yang kekar serta tubuhnya yang bidang nampak terlihat dari balik kaos itu. Ferly terbangun dan menyingkap gorden yang menutupi jendela kamarnya, dia menguap sambil merentangkan kedua tangannya.

         Prass tak sengaja melihat pemandangan itu, iapun bersembunyi di belakang pohon dan terus menatap Ferly yang berdiri dibalik kaca besar, dengan memakai piyama tipis se-atas lututnya, Prass tersenyum melihat wajah Ferly yang begitu polos dengan rambutnya yang masih acak acakan.

         "Aku rindu sekali dengan pelukanmu Fer, sampai kapan kau bersikap sedingin ini padaku".

         Prass memutuskan untuk masuk kedalam rumahnya, dia mengambil segelas air putih dari dalam lemari es kemudian berjalan menuju kamarnya berharap pintu yang terkunci itu sudah dibuka oleh Ferly. Prass hendak mengetuknya namun tiba tiba Ferly keluar sehingga mereka terkejut satu sama lain.

         "Maafkan aku, aku hanya ingin mengambil pakaianku dalam lemari karna hari ini aku harus ke kantor untuk mempersiapkan ruangan baruku disana ", ucapnya dengan nafas ngos ngos-an.

          Sementara Ferly terfokus pada badannya yang begitu kekar dengan bulir bulir keringat yang keluar dari pori pori kulitnya, namun kebencian masih menguasai emosinya hingga ia mengabaikan kekagumannya begitu saja. Diapun tak membalas ucapan Prass dan berlalu darisana.

          "Sampai kapan kau akan seperti ini padaku Fer ?".  ketus Prass sembari menarik tangannya.

          "Lepaskan aku mas Prass!"

          Prass mendekap Ferly dan menghimpitnya ke tembok. Ferly sedikit tegang namun wajahnya masih menampakkan kemarahan.

         "Aku minta maaf kepadamu Fer, aku tahu kau sangat membenciku setelah kau tahu tentang semua ini, tapi semua itu tidak ada sangkut pautnya dengan pernikahan kita, aku tulus menikahimu karna aku sangat mencintaimu Ferly ..".
Jelasnya dengan sangat sungguh sungguh.

         "Cinta? Mas tidak bisa menafsirkan itu cinta karna Mas sudah memulainya dengan sebuah kebohongan, Mas sengaja melakukan itu untuk merusak hubunganku dengan Dyno, sadar tidak sadar Mas sudah menganggap aku seperti boneka yang kapan saja bisa Mas perlakukan semau hati Mas, aku tidak habis fikir bagaimana bisa aku tidak melihat semua kebenaran ini , aku sangat kecewa terhadapmu !". Balas Ferly, kemudian ia mendorong Prass dan pergi ke arah dapur, Prass masih mematung dengan segala penyesalan yang tersirat diwajahnya.

**

         "Aku ke kantor dulu Fer, ada banyak hal yang harus aku persiapkan disana, mungkin agak sore aku pulang ",  Prass berkata lembut sambil merapihkan kerah kemeja dan rambutnya didepan cermin yang terpasang ditengah ruang tamu.

         Ferly tak sedikitpun menggubris ucapan suaminya, dia terlebih dulu meninggalkan rumah tanpa pamit terhadap Prass yang terlihat begitu rindu dengan sapaannya. Ferly keluar dari gerbang dan menghentikan sebuah taksi untuk mengantarnya kerumah sakit, kebetulan hari itu Bu Hesty sudah di izinkan untuk pulang oleh pihak rumah sakit. Sementara Prass langsung menuju ke perusahaan milik Mamahnya dimana hari itu dia akan diperkenalkan kepada seluruh staff dan karyawan disana untuk memimpin perusahaan sebagai ahli waris dari keluarga besar Mamahnya, Bu Anindya.

          "Terima kasih atas kesediaanmu Prass, ini yang aku tunggu tunggu sejak kau lulus dari LSE dan Mamahmu pasti bangga melihatmu duduk dikursi Direktur Utama perusahaan ini bersama Pamanmu Nich, kau adalah lelaki yang cerdas aku yakin kau akan membawa perusahaan ini ke tingkat yang lebih cemerlang dari sebelumnya". Ujar Pak krisna.

          Beliau adalah pengacara Mamahnya yang telah melakukan perjanjian dengan Prass untuk mengelola perusahaan itu, saat dia menggunakan warisan Bu Anindya untuk menjamin biaya rumah sakit Pak Ridwan dan Bu Hesty.

         "Aku tidak pernah lari dari janjiku, aku akan memimpin perusahaan ini sebaik yang aku bisa, tapi aku butuh waktu untuk mengurus perpindahanku di London, mungkin besok aku akan kesana selama beberapa hari ".

          "Wah, perencanaan yang sangat bagus, kau bisa berbulan madu juga disana dengan istrimu, kau bisa mengajaknya mengelilingi London Bridge yang sering kau jadikan tempat perenunganmu saat kau masih kuliah dulu bukan ".

         "Ya, anda benar, aku suka melewatkan banyak waktu disana sambil mengingat masa masa kecilku bersama Mamah, tapi sepertinya aku akan kesana sendiri. Karna istriku pasti sibuk merawat Bu Hesty yang rencananya akan keluar dari rumah sakit hari ini ".
Jawab Prass dengan sedikit sesal dimatanya.

        Pak Krisna hanya mengangguk pelan, kemudian mereka kembali membahas misi misi perusahaan mereka beberapa tahun kedepan.

         Blue💍 Diamond ... , sebuah perusahaan perhiasan dan permata yang cukup besar dan mempunyai banyak cabang di Asia dan sudah mengantongi riwayat kesuksesan yang sangat tinggi dan berperan penting untuk orang orang berkelas bangsawan atau ningrat, itu adalah perusahaan milik Bu Anindya yang sekarang dipegang oleh Nicholas, kakak kandung beliau dan juga Matthew yang sering dipanggil Paman Nich oleh Prass.
***

        "Dimana suamimu Fer, Ibu kira hari ini dia akan kemari untuk menjemput Ibu pulang " Tanya Bu Hesty dengan wajah harap harap cemas.

         Ferly memikirkan kerenggangan hubungan mereka yang suatu saat pasti akan diketahui oleh Ibu dan adiknya.

        "Mas Prass sedang mengunjungi perusahaan Mamahnya mungkin dia tidak bisa menjemput Ibu pulang".

        "Ibu tidak mau pulang kalau bukan Prass yang menjemput Ibu. Ibu ingin bertemu dengannya berkat bantuan darinya juga Ibu bisa sembuh lebih cepat dari yang dokter perkirakan .. ".

        Hati Ferly langsung terenyuh mendengar keinginan Ibunya, berkali kali dia menjelaskan bahwa Prass sangat sibuk dalam beberapa hari kedepan namun Bu Hesty tetap kokoh dengan pendiriannya bahwa beliau ingin keluar dari rumah sakit jika Prass yang menjemputnya.

        "Baiklah, aku akan bicara dengannya , aku akan menyusul Mas Prass kesana.. kemungkinan besok pagi Mas Prass baru bisa menjemput Ibu kesini. "

        Bu Hesty menganggukkan kepalanya, dan menyuruh Ferly untuk segera menemui suaminya, Ferly-pun pergi meninggalkan rumah sakit sementara Bu Hesty nampak tersenyum sangat lebar sekali.

       "Ibu tahu apa yang terjadi di antara kalian, dan Ibu akan melakukan apapun untuk mempererat keharmonisan kalian berdua, ada Cinta di mata Prass yang begitu besar padamu dimana Ibu belum pernah melihatnya dimata Dyno, dan ada kebahagiaan yang terpancar dari wajahmu saat kau akan menikah dengannya, dimana Ibu-pun tak melihat itu saat Dyno melamarmu ". Gumam beliau.

         Ferly langsung mencari taksi dan bertekad untuk menemui Prass di Blue 💍Diamond, hatinya ragu karna rasa benci yang masih menyelimutinya. Namun ia juga tidak bisa mengabaikan keinginan orang yang sangat berarti dalam hidupnya, Bu Hesty.
..

          Taksi-pun sampai di depan gedung besar dan mewah itu, Ferly turun dari dalamnya dan mulai melangkah masuk tanpa menelfon Prass terlebih dahulu.
Sementara dari jauh nampak Amanda sudah lebih dulu datang kesana karna mendengar Prass akan di jadikan Dirut baru di perusahaan itu. Otak jahatnya mulai berputar kembali, dia masuk kedalam lift dan langsung menekan tombol 7 untuk sampai kelantai atas dimana ruangan Prass berada.

           Diapun keluar dengan penuh perencanaan hingga wajahnya terlihat begitu bersemangat. Seorang sekretaris masuk kedalam ruangan Prass untuk memberitahu akan kedatangan tamu yang ingin bertemu dengannya. Prass yang sedang sibuk melihat lihat dokumen perusahaan begitu saja mempersilahkan orang itu untuk masuk tanpa bertanya siapa namanya. Amandapun masuk dan duduk di sofa panjang yang disiapkan khusus untuk seorang tamu, Prass masih sibuk membuka buka lembar demi lembar dokumen itu tanpa menyadari ada Amanda yang memperhatikan dirinya sejak tadi.

          "Kelihatannya kau sibuk sekali Pak Direktur yang tampan"

           Prass langsung terperanjat melihat kehadirannya disana. "Apa yang kau lakukan disini? ini bukan tempat untuk membahas hal pribadi ".

          Gertaknya dengan sorotan yang tajam, namun Amanda malah mendekat ke meja kerjanya dan memeluk bahu Prass dengan sangat mesra.

         "Aku rindu ingin bercanda gurau denganmu, bukankah kita bersahabat?".

         "Apa yang kau lakukan Amanda, aku tidak suka dengan sikapmu!".

         Amanda sengaja berpura pura terpeleset dan jatuh kedalam pelukan Prass dengan kancing baju yang sedikit terbuka. Disaat bersamaan Ferly masuk kedalam ruangan Prass dan dia nampak syok dengan pemandangan yang ia lihat.

        "Ferly??".

        Prass terkejut setengah mati dengan kedatangan Ferly. Amanda langsung berdiri dan berpura pura meminta maaf kepadanya. Ferly keluar dari ruangan itu dengan penuh kekecewaan. Dia berjalan begitu cepat dengan tatapan yang lurus. Prass berlalu dari ruangannya dan berlari mengejar Ferly. Ferly masuk kedalam lift dan segera menutup pintu lift itu, hingga Prass mengejarnya dengan melewati anak tangga. Saat sampai di lantai dasar, seseorang memanggil Prass untuk urusan perusahaan yang sangat penting, dengan sangat terpaksa diapun mengurungkan niatnya untuk mengejar Ferly yang sudah masuk kedalam salah satu taksi yang standby di depan gedung.

         "Mau kemana non?" Tanya supir taksi itu.

         "Antarkan aku ke kolam renang terdekat dari sini Pak, aku ingin menjernihkan pikiranku ",
Jawabnya dengan cepat.

          Taksipun meluncur secepat kilat ke tempat yang Ferly inginkan. Prass masih sibuk membahas sesuatu dengan Toni, rekan kerja yang akan membantunya di perusahaan itu.

          "Ada apa Pak Prass, kenapa anda gelisah seperti itu?". Tanya Toni.

         "Panggil aku Prass saja Ton, anggap aku temanmu sendiri.. aku harus buru buru pergi sekarang, ada kesalahfahaman antara aku dan istriku barusan, aku akan menemuimu lagi nanti ",

        Toni hanya mengangguk dengan kebingungan. Prass langsung turun kembali untuk mencari Ferly. Sementara Amanda masuk kedalam lift sembari tertawa lepas dengan hal konyol yang sukses membuat Ferly semakin membenci suaminya.

         Prass keluar dari pintu masuk dan berfikir keras untuk mengetahui kemana istrinya pergi, tiba tiba taksi yang mengantar Ferly telah tiba kembali ke area parkir gedung itu, Prass langsung menghampirinya dan menanyakan sesuatu.

         "Maaf Pak, kemana tadi Bapak mengantar istri saya?".

         "Oh itu istri anda, dia minta saya antar ke kolam renang cempaka putih Pak, dekat kok dari sini lurus terus belok kanan ".
Jawabnya .

         "Baiklah terima kasih ".

         Prass langsung menyusul Ferly dengan mobilnya. Di perjalanan dia bertanya tanya apa yang sedang dilakukan Ferly di kolam renang. Apakah memang seorang wanita suka berenang saat dia sedang marah ? pikirnya, sambil terus menyetir mobil dengan kecepatan tak terkira. Prass langsung turun dari mobilnya dan masuk kedalam area kolam renang itu, dia bertanya kepada resepsionis tentang keberadaan Ferly di daftar tamu yang ia pegang.

            "Benar Pak, ada nama Ferlyta baru saja datang sekitar setengah jam yang lalu "
Jawab resepsionis tersebut.

           "Terima kasih ".

           Prass langsung masuk kedalamnya dan menengok kesana kemari mencari keberadaan Ferly, cukup banyak orang disana yang membuatnya kesusahan untuk menemukan istrinya.

          "Dimana kamu Fer, apa yang kau lakukan disini?" Prass terus memutar mutar bola matanya.

           'Byuuuuuuurrrrrr...', Seorang wanita terjun kedalam kolam itu dengan sangat cepat, semua mata memperhatikan kelihaiannya dalam berenang dipadu dengan pakian renang yang cukup tipis, sehingga tubuhnya yang ramping namun berisi nampak sangat jelas, dan memikat mata mata pria di sekelilingnya. Beberapa orang mendekat kearah kolam itu untuk melihat lebih jelas gerakan renangnya yang lihai. Sementara Prass berdiri mematung melihat pemandangan didepannya yang tak pernah Ia fikirkan sebelumnya.

          "Ferly? kau tak pernah berkata padaku bahwa kau selihai ini dalam berenang"

           Dia terpesona dengan keahlian yang dimiliki istrinya. Namun wajahnya langsung berubah murka saat menyadari banyak pria yang menikmati keindahan tubuh Ferly. Ferly berhenti sejenak dan langsung duduk ditepi kolam, salah satu pria mendekati dia dan bicara basa basi dengannya, dia juga menawarkan sebotol softdrink untuk Ferly. Prass semakin geram melihat istrinya diperlakukan istimewa oleh lelaki lain, dia mengepalkan kedua tangannya dengan sorot matanya yang semakin memerah darah.

          "Berani sekali dia mendekati istriku, bahkan dia berusaha menikmati keindahan tubuh istriku dari dekat. Kau keterlaluan padaku Fer.. kau mengacuhkan aku namun kau bersikap sangat baik dengan orang yang baru kau kenal. Lihat apa yang akan aku lakukan padamu!"

          Ferly kembali terjun kedalam air dan begitu menikmati suasana sekitarnya. Prass membuka sepatunya dan langsung terjun kedalam kolam masih dengan pakaian kantor yang dikenakannya. Ferly sangat terkejut saat ada seseorang yang menangkap tubuhnya dari dalam air, dia berusaha melepas tangan orang itu dengan seluruh tenaga yang dia miliki, sampai akhirnya dia pasrah dalam pelukannya saat dia tahu bahwa orang itu ternyata suaminya sendiri. Prass menatap matanya dengan kesedihan dan kemarahan yang berkumpul menjadi satu, sementara Ferly masih berdiam diri dengan nafas tak teratur, mereka menjadi pusat perhatian semua orang yang berada di sana terutama pria yang tadi sempat berbicara dengan Ferly.

          "Kau marah padaku, hmm?" Tanya Prass sembari mengerutkan alis sebelah kanannya.

          "Lepaskan aku!!".

          "Tidak! Kau boleh menghukumku dengan sikap dinginmu tapi kau jangan pernah menghukumku dengan cara seperti ini, aku tidak sanggup melihat banyak lelaki menikmati keindahan tubuh istriku ".

          Ferly menunduk dengan rasa bersalah yang tersirat diwajahnya. Ia memejamkan matanya membuat  bulir bulir airmatanya jatuh dan menyatu dengan air. Dia menangis mengingat setiap hal yang terjadi di hidupnya. Prass merapihkan rambutnya yang basah dan memeluk istrinya dengan erat.

         "Maafkan aku sayang, semua ini memang salahku tapi caramu ini juga salah, karna kau bisa mengundang sesuatu yang buruk untuk dirimu sendiri, dan apa yang kau lihat di ruanganku bukanlah kejadian yang sebenarnya, kau salah faham",
Jelasnya, kemudian Prass membawa Ferly ke tepi kolam.

to be continue...


( Bagi yang berminat untuk mengoleksi bukunya, bisa hubungi aku langsung ya ...
Facebook : Iin Indrayani, yang ada di Indonesia atau juga di Taiwan. untuk indo harga novel Rp.70.000 " 400 halaman ", untuk taiwan sekitar 400Nt / 450Nt. awal bulan depan sudah masuk proses cetak, Insha Allah. Terima kasih )

Untuk kembali membaca Klik  Bab 1 DENDAM MASA LALU
Untuk kembali membaca Klik  Bab 2 PERTEMUAN PRASS DAN FERLY
Untuk kembali membaca Klik  Bab 3 PERMAINAN DI MULAI
Untuk kembali membaca Klik  Bab 4 RINDU TERTUTUP GENGSI
Untuk kembali membaca Klik  Bab 5 PERTUNANGAN FERLY
Untuk kembali membaca Klik  Bab 6 RUMAH,PESTA,DAN PEMANDANGAN MENGERIKAN
Untuk kembali membaca Klik  Bab 7 RINDU TERTUTUP GENGSI
Untuk kembali membaca Klik  Bab 8 LAMARAN TAK TERDUGA
Untuk kembali membaca Klik  Bab 9 KONFLIK PREWEEDING
Untuk kembali membaca Klik  Bab 10 PERNIKAHAN PRASS
Untuk kembali membaca Klik  Bab 11 Part I TERBONGKARNYA SKENARIO PRASS
Untuk kembali membaca Klik  Bab 11 Part 2 TERBONGKARNYA SKENARIO PRASS 


Mohon maaf bila ada salah kata atau ucapan dalam penulisan kami ......

Untuk melihat kegiatan kegiatan TBM LENTERA HATI  lihat saja  DI SINI ya ..........
Untuk melihat puisi - puisi lainnya silahkan klik DI SINI
Untuk membaca cerita atau cerpen silahkan klik DI SINI
Untuk download Software,Game,atau Video tingggal klik DI SINI
Bagi yang suka baca berita seputar Indramayu silahkan klik DI SINI
Untuk yang suka membaca Novel DI SINI

Terima Kasih sudah mengunjngi Blog kami TBM LENTERA HATI
Kami tunggu Kritik dan Sarannya  !!!
**
Untuk teman teman yang mempunyai cerpen, puisi, novel, dan lainnya juka ingin di publish di sini silahkan kirim file nya ke email : tbm.lenterahati@gmail.com

1 Comments

Previous Post Next Post

Contact Form